Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini mengatakan provinsi di timur Libya Syrenaika tidak akan lama lagi berada di bawah kontrol kekuasaan Presiden Muammar Ghaddafi. Hal itu dikatakan dia setelah mendapat informasi dari Kedutaan Besar Italia di Tripoli, Rabu (23/2).
Menurut menteri Italia itu, sejauh ini sudah 1000 orang terbunuh di negara utara Afrika itu. "Kami tidak mendapatkan informasi yang lengkap tentang julah pasti warga Libya yang meninggal," ujarnya kepada repoter di Roma, Italia.
"Kami percaya bahwa estimasi (jumlah total yang meninggal) sekitar 1.000, itu yang kredibel," ujarnya seperti dikutip Reuters.Menurut menteri Italia itu, sejauh ini sudah 1000 orang terbunuh di negara utara Afrika itu. "Kami tidak mendapatkan informasi yang lengkap tentang julah pasti warga Libya yang meninggal," ujarnya kepada repoter di Roma, Italia.
Gambar terbaru dari unjuk rasa besar-besaran yang berlangsung di Libya oleh para demonstran prodemokrasi dilaporkan bahwa pihak militer menggunakan senjata berat dalam menghalau aksi massa. Gambar itu diambil di sebuah rumah sakit di timur kota Benghazi, yang menunjukan beberapa korban yang meninggal dan terluka.
Kisaran 1000 lebih warga terbunuh terkait aksi jet tempur angkatan udara Libya yang menyerang para demonstran kemarin di Tripoli. Laporan tersebut mengkonfirmasikan bahwa para korban banyak yang meninggal karena dihantam jet tempur dan senjata helikopter.
Ghaddafi yang telah memerintah Libya selama 42 tahun dalam kudeta militer yang berdarah. Dalam kemunculannya pertama kali ditelevisi pemerintah menegaskan bahwa dirinya tidak akan mundur dan akan mati sebagai martir.
Sementara Menteri Dalam Negeri Libya Abdel Fatah Yuner telah mengundurkan diri dan bergabung dengan para demonstran guna menggulingkan Ghaddafi.
( disadur dari : republika.co.id )
0 komentar:
Posting Komentar