Sabtu, 26 Februari 2011

Asal Jujur, ITB Bisa Subsidi 100 Persen


Institut Teknologi Bandung (ITB) menawarkan berbagai skema keringanan pembayaran biaya pendidikan selama berkuliah meski pernah menyebut bahwa biaya untuk masuk ITB di tahun 2011 mencapai Rp 55 juta per tahun. Sebaliknya, kejujuran dari orang tua mahasiswa juga dituntut agar subsidi bisa tepat sasaran.

Menurut Wakil Rektor ITB Bidang Komunikasi, Informasi, dan Kemitraan, Hasanudin Zainal Abidin, Jumat (25/2/2011), pihaknya ingin mengawali tumbuhnya mental kejujuran dan pembangunan karakter mahasiswa sejak mereka mendaftar masuk ITB.

Mahasiswa yang mendaftar bebas memilih jenis subsidi biaya penyelenggaraan pendidikan yang dibayar di muka, atau biasa diringkas BPPM, mulai 20 persen, 50 persen, bahkan 100 persen. ITB juga menyediakan opsi untuk membayar lebih dari Rp 55 juta bagi orang tua yang merasa mampu dan ingin berkontribusi kepada ITB.

"Pilihan itu tidak akan menjadi pertimbangan utama dalam meloloskan seorang mahasiswa. Kalau memang mampu membayar penuh, jangan mengaku tidak mampu. Begitu pula bila memang tidak mampu membayar jangan memaksakan diri," ujar Hasanudin.

Dia melanjutkan, skema keringanan pembiayaan tidak hanya untuk biaya pendaftaran, namun juga SPP tiap semester. Semua tinggal kembali kepada mahasiswa untuk mencari skema yang bisa meringankan beban pendidikannya.

Besaran Rp 55 juta muncul, dari yang jumlah biaya pendidikan menurut perhitungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) sebesar Rp 108 juta per empat tahun. Pemerintah hanya bisa membantu 30 persen, 40 persen, lainnya berasal dari potongan, dari penelitian maupun proyek para dosen. Sisa 30 persen, ujar Hasanudin, terpaksa harus dibebankan kepada orang tua murid.

Presiden Keluarga Mahasiswa ITB, Herry Dharmawan, mengeluhkan bahwa ITB kini dikesankan sebagai perguruan tinggi yang hanya bisa diakses oleh kalangan mampu saja. Dengan memaparkan nominal Rp 55 juta, langkah itu menyebabkan ketakutan pada calon mahasiswa yang ingin mendaftar tapi berasal dari keluarga tidak mampu.  

"Belum lagi soal penerimaan mahasiswa jalur undangan yang terkendala teknis oleh literasi internet bagi kepala sekolah di pelosok daerah," kata Herry.

Mahasiswa tidak mampu

Dalam kesempatan yang sama, Hasanudin menuturkan, ITB kini ditargetkan untuk memasukkan paling sedikit 640 mahasiswa tidak mampu atau 20 persen dari total kursi yang disediakan sebanyak 3.200 buah. Mahasiswa tidak mampu itu akan mendapatkan fasilitas berupa pembebasan penuh dari segala biaya pendidikan.

Nyatanya, lanjut Hasanudin, hal tersebut tidak mudah dilakukan. Berkaca dari tahun lalu dengan target 450 kursi juga susah dicapai. Salah satu kendalanya adalah diseminasi informasi hingga ke pelosok Indonesia.

"Dengan penerimaan jalur undangan, diharapkan ITB bisa menjaring mutiara-mutiara Nusantara," kata Hasanudin. Dengan biaya pendidikan sekitar Rp 108 juta per mahasiswa per empat tahun, pembiayaan mahasiswa tidak mampu itu kemungkinan menghabiskan dana hingga Rp 70 miliar.

( disadur dari : kompas.com )

0 komentar:

Posting Komentar